BABI
PENDAHULUAN
1.1
Latarbelakang
Selama
ini dalam membuat suatu paragraf sudah dilaksanakan dengan cukup baik.
Dalammembuat suatu paragraf kita harus mengetahui syarat-syarat yang harus
dipenuhidalam sebuah paragraf. Paragraf yang akan dibuat harus dapat mempunyai
kepaduanantara paragraf yang lain. Kepaduan paragraf dapat terlihat melalui penyusunan kalimat secara logis dan melalui
ungkapan-ungkapan pengait antar kalimat.Disini kita di tuntut agar mampu
membuat suatu paragraf dengan baik dan benarsesuai dengan kaedah-kaedahnya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Mengetahuipengertian paragraf
2. Syarat-syarat dalam membuat suatu
paragraf
3. Pembagianparagraf menurut jenisnya
4. Mengembangkansuatu paragraf
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan dalam penulisan
makalah ini adalah agar kita dapat mengetahui pengertian, jenis dan
pengembangan ide dalam paragraf. Dapat mengetahui macam-macam paragraf dan
dapat mengembangkan suatu paragraf dengan baik dan benar.
Jadi dengan penulisan
makalah ini kita dapat melatih kita dalam membuat suatu paragraf yang baik
sesuai dengan ketentuan-ketentuan dalam suatu paragraf.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN DAN JENIS PARAGRAF
2.1.1 Pengertian Paragraf
Paragraf adalah satuan pikiran atau
gagasan atau topik yang sederhana yang pada umumnya diungkapkan dalam beberapa
kalimat (kelompok kalimat). Paragraf itu merupakan bagian dari suatu karangan
(wacana). Suatu paragraf secara bersama-sama dengan paragraf yang lain
mendukung penyajian topic karangan(wacana) itu. Paragraf selalu mendukung
penyajian suatu karangan.
Pengertian paragraf menurut beberapa
pakar linguistik:
-
Arifin & Tasai
(2004:113)
Paragraf adalah
seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan atau topik
-
Kridalaksana(1984:140)
Paragraf adalah satuan
bahasa yang mengandung satu tema
-
Tim Penyusun Kamus
Besar Bahasa Indonesia (2005:828)
Paragraf adalah bagian
bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru dan disebut juga dengan alinia.
-
Widjono Hs (2005:160)
Paragraf adalah satuan
bahasa tulis yang terdiri beberapa kalimat yang tersusun secara lengkap,
runtut, dan padu; paragraf juga berarti bagian dari suatu karangan yang terdiri
dari sejumlah kalimat yang mengungkapkan satuan informasi dengan pikiran utama
sebagai pengendaliannya dan pikiran penjelas sebagai pendukungnya.
-
Semi(1989:58)
Paragraf adalah
kalimat atau seperangkat kalimat mengacu pada satu topik.
Dari penjelasan
tersebut dapat dipahami beberapa hal tentang paragraf. Pertama, dilihat dari bentuknya paragraf umumnya terdiri atas
beberapa kalimat (disebut paragraf sempurna) namun sebagian kecil terdiri atas
satu atau dua kalimat (disebut paragraf sederhana). Kedua, dilihat dari segi penulisannya, paragraf ditulis dengan
menjorokkan awal kalimat ke bagian dalam tulisan atau ditulis sejajar namun
dipisahkan dengan memberi jarak dari paragraf yang lain. Ketiga, dilihat dari
segi isinya, paragraf membicarakan satu topik pemikiran sederhana yang
mendukung topik subbab atau topik bab atau topik karangan(wacana).
2.1.2Jenis Paragraf
A. Berdasarkan Kelengkapannya
a.
Paragraf sederhana
Paragraf yang hanya
terdiri dari satu atau dua kalimat. Pada umumnya, hanya berisi pengantar suatu
topik bahasan, penutup topik bahasan, peralihan topik bahasan di dalam buku
atau karangan ilmiah lainnya. Selain itu, paragraf sederhana juga berisi
rujukan penutup dalam surat atau berupa teras dalam berita jurnalistik.
Dalam buku atau
karangan ilmiah, paragraf sederhana berisi pengantar/ pembuka suatu topik bahasan,
atau penghubung/peralihaan topik bahasan, atau penutup topik bahasan. Dalam
berita jurnalistik, paragraf sederhana adalah seperti paragraf teras dan tubuh
berita. Dalam surat, seperti paragraf pembuka atau paragraf penutup.
Contoh:
Dalam bab ini,
dibicarakan dua hal yang saling berkaitan yaitu perkembangan kosakata bahasa
Indonesia dan pengembangan kosakata bahasa Indonesia. Perkembangan dan
pengembangan menyangkut dua hal yang berbeda apabila dilihat dari proses
kejadiannya, tetapi apabila dilihat dari hasilnya merupakan dua hal yang sama.
b.
Paragraf sempurna
Paragraf sempurna
adalah paragraf yang terdiri dari beberapa kalimat. Satu atau dua kalimat
menyatakan topik bahasan paragraf sedangkan beberapa kalimat lainnna
menjelaskan topik bahasan paragraf itu. Paragraf sempurna adalah paragraf yang
berupa paragraf pokok/ pengembang.
Contoh:
Peredam senjata bekerja dengan prinsip-prinsip yang sederhana
untuk membuat senjata tidak bersuara.Bayangkan sebuah
balon. Apabila kamu menusuk balon dengan peniti, akan menimbulkan suara yang
keras. Akan tetapi, jika kamu membuka balon dan membiarkan udaranya keluar
perlahan, suaranya akan sangat pelan. Proses inilah menjadi ide dasar di balik
peredam senjata.
B. Berdasarkan Fungsinya dalam Karangan
A Paragraf pengantar/ pembuka
Paragraf pengantar/
pembuka adalah pargraf yang terdapat di awal suatu karangan. Berisi pengantar
untuk masuk ke suatu topik bahasan subbab, bab, atau karangan. Paragraf pembuka
ini harus selalu ada di awal topik bahasan subbab, bab, atau karangan.
Contoh:
Pada bab ini akan
dibicarakan perubahan makna lesikal, ketaksaan leksikal, komponen makna
lesikal, dan nilai rasa kata leksikal.
b.
Paragraf penghubung/
peralihan
Paragraf yang terdapat
di dalam suatu karangan yang lazim digunakan untuk memperlancar peralihan suatu
topik bahasan dari topik bahasan sebelumnya. Disebut paragraf penghubung karena
digunakan untuk menghubungkan suatu dua topik bahasan yang berbeda dan di sebut
paragraf peralihan karena ini memperlancar peralihan dari satu topik bahasan ke
topik bahasan lainnya dalam suatu karangan.
Contoh:
Pada uraian di atas
telah dijelaskan hakikat pemerolehan bahasa. Sekarang perlu diketahui ragam
atau jenis-jenis pemerolehan bahasa seperti diuraikan berikut ini.
c.
Paragraf penutup
Paragraf penutup
adalah paragraf yang terdapat di akhir suatu karangan, bab dan subbab. Berisi
suatu penyimpulan topik bahasan, penegasan topik bahasan, atau pengharapan
kepada pembaca berkaitan dengan topik bahasan itu.
Contoh:
Sebagai akhir dari bab
ini, bisa dikatakan banyak sekali masalah yang akan muncul dalam tahap-tahap
kerja penyusunan kamus, baik kamus ekabahasa maupun kamus dwibahasa.
d.
Paragraf
pokok/pengembang
Yaitu kesatuan
beberapa paragraf pokok/ pengembang yang menunjang pengembangan topik bahasan
karangan. Disebut paragraf pokok karena paragraf ini adalah paragraf inti yang
berisis satu topik bahasan paragraf yang secara bersama-sama dengan paragraf
pokok yang lain menjelaskan topik bahasan karangan. Disebut paragraf pengembang
karena paragraf ini mengembangkan topik bahasan karangan.
C. Berdasarkan Teknik Pemaparannya
a. Paragraf deskripsi
Paragraf yang berisi
gambaran(deskripsi) tentang suatu objek seperti benda, manusia, binatang, alam
dan sebagainya.Paragraf deskripsi hanya dibuat untuk menggambarkan suatu objek
dengan media bahasa (kalimat-kalimat atau paragraf). Penyusunan paragraf
deskripsi menggunakan logika ruang. Penataann paragraf deskripsi dengan logika
ruang itu dapat dipilih sesuai urutan atas-bawah, kiri-kanan, utara-selatan,
timur-barat, bagian besar-bagian kecil, dan sebagainya.
b.
Paragraf narasi
Paragraf narasi selalu
berisi peristiwa kehidupan yang di alami oleh tokoh yang diceritakan.
Penyusunan paragraf narasi menggunakan logika urutan waktu (kronologis).
Penataan paragraf narasi dengan logika urutan waktu dapat dipilih sesuai urutan
kejadian sebelumnya-sekarang atau sekarang-sebelumnya.
c.
Paragraf eksposisi
Paragraf yang berisi
penjelasan informasi (ekspos)tentang suatu persoalan, gagasan, pemikiran,
temuan kepada orang lain.Penyusunan paragraf eksposisimenggunakan logika ilmiah
(pemikiran). Artinya, untuk menjelaskan suatu topik pembahasan digunakann
logika ilmiah seperti umum-khusus(deduktif), khusus-umum(induktif), penjelasan
(definisi), sebab-akibat, pemerian contoh, pengelompokan(klasifikasi), dan
sebagainya.
d.
Paragraf Argumentasi
Paragraf yang berisi
penjelasan untuk meyakinkan pembaca tentang suatu gagasan, pemikiran, temuan,
atau keyakinan dengan pemberian alasan, data atau fakta.Penyusunan paragraf
argumentasi juga menggunakan logika ilmiah(pemikiran). Namun yang lebih penting
adalah paragraf argumentasi harus memberikan keyakinan kepada pembaca dengan
argumentasi yang kuat.
e.
Paragraf Persuasi
Paragraf persuasi
adalah paragraf yang isinya berupa usaha untuk membujuk atau mempengaruhi orang
lain tentang suatu hal.
Paragraf persuasi
sering ditemukan dalam karangan-karangan yang berwujud iklan, promosi, dan
lain-lain. Penyusunan paragraf persuasi mengunakan logika yang disertai daya
persuasif terhadap pembaca.
2.2 CIRI PARAGRAF YANG BAIK
Paragraf yang baik
hendaknya memenuhi dua syarat, yaitu (1) kesatuan dan (2) kepaduan (Arifin
1988:126; Soedjito 1991:30). Selanjutnya Sakri (1992:2) menambahkan ciri ketiga
paragraf yang baik, yakni memiliki isi yang memadai. Berikut ini diuraikan
secara rinci.
a. Kesatuan
Dalam sebuah paragraf hanya terdapat satu pokok pikiran.
Oleh karena itu, kalimat-kalimat yang membentuk paragraf perlu ditata secara
cermat agar tidak ada satu pun kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran
paragraf itu. Apabila ada kalimat yang menyimpang dari pokok pikiran atau ide
pokok paragraf itu, maka paragraf itu menjadi tidak padu dan tidak utuh.
Kalimat yang menyimpang itu harus dikeluarkan dari paragraf. Perhatikan
paragraf di bawah ini.
Contoh:
Jateng sukses. Kata-kata
ini meluncur gembira dari pelatih regu Jateng, selesai pertandingan final
Kejurnas Tenis Minggu malam di Gedung Olah Raga Jatidiri Semarang. Kota
Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota propinsi Jateng.
Pernyataan itu dianggap wajar karena apa yang diimpi-impikan selama ini dapar
terwujud, yaitu satu medali emas, satu medali perak, dan satu medali perunggu.
Hal itu ditambah lagi oleh pilihan petenis terbaik yang jatuh ke tangan Jateng.
Hasil yang diperoleh itu adalah prestasi puncak yang pernah diraih oleh Jateng
dalam arena kejurnas.
Paragraf
tersebut terdiri atas enam kalimat. Dalam paragraf itu, kalimat ketiga, yaitu Kota Semarang terdapat di pantai utara pulau Jawa, ibu kota
propinsi Jatengmenyimpang dari pokok pikiran Jateng sukses,
sedangkan kalimat yang lain mendukung pokok pikiran. Kalimat ketiga menyebabkan
paragraf tersebut tidak utuh. Oleh sebab itu, kalimat itu hendaknya dikeluarkan
sehingga paragraf itu menjadi utuh.
b. Kepaduan
Kepaduan paragraf dapat dilihat dari penyusunan kalimat
secara logis dan dari ungkapan-ungkapan (kata-kata) pengait antarkalimat.
Urutan yang logis akan terlihat dalam susunan kalimat-kalimat dalam paragraf
itu. Dalam paragraf itu tidak ada kalimat yang sumbang atau keluar dari
permasalahan yang dibicarakan.
Ungkapan
pengait antarkalimat dapat berupa ungkapan penghubung transisi. Beberapa kata
transisi yang dapat digunakan untuk menghubungkan kalimat yang satu dengan
kalimat yang lain adalah sebagai berikut.
(1) Hubungan tambahan: lebih lagi, selanjutnya, tambahan
pula, di samping itu, lalu, berikutnya, demikian pula, begitu juga, lagi pula.
(2) Hubungan pertentangan: akan tetapi, namun,
bagaimanapun, walaupun demikian, sebaliknya, meskipun begitu, lain halnya.
(3) Hubungan perbandingan: sama dengan itu, dalam hal
yang demikian, sehubungan dengan itu.
(4) Hubungan akibat: oleh sebab itu, jadi, akibatnya,
maka.
(5) Hubungan tujuan: untuk itu, untuk maksud itu.
(6) Hubungan singkatan: singkatnya, pendeknya, akhirnya,
pada umumnya, dengan kata lain, sebagai simpulan.
(7) Hubungan waktu: sementara itu, segera setelah itu,
beberapa saat kemudian.
(8) Hubungan tempat: berdekatan dengan itu.
Paragraf di bawah ini memperlihatkan pemakaian ungkapan
pengait antarkalimat yang berupa ungkapan penghubung transisi.
Belum ada
isyarat jelas bahwa masyarakat sudah menarik tabungan deposito mereka. Sementara itu,
bursa efek Indonesia mulai guncang menampung serbuan para pemburu saham. Agaknya,
pemilik-pemilik uang berusaha meraih sebanyak-banyaknya saham yang dijual di
bursa. Oleh karena itu,
bursa efek berusaha menampung minat pemilik yang menggebu-gebu. Akibatnya, indeks
harga saham gabungan (IHSG) dalam tempo cepat melampaui angka 100 persen. Bahkan, kemarin
IHSG itu meloncat ke tingkat 101,828 persen.
Dengan
dipasangnya pengait antarkalimat sementara itu, oleh karena itu, akibatnya, dan bahkan dalam paragraf tersebut, kepaduan paragraf
dapat dirasakan dan urutan kalimat-kalimat dalam paragraf itu logis dan kompak.
c. Isi yang memadai
Sebuah paragraf dikatan memiliki isi yang memadai jika
memiliki sejumlah rincian yang terpilih dengan patut sebagai pendukung pokok
pikiran paragraf. Pembaca berharap akan menemukan semua informasi yang kerkaitan
dengan pokok pikiran paragraf secara memadai. Pembaca akan kecewa bila gagasan
yang terkandung dalam sebuah paragraf tidak jelas atau tidak didukung dengan
rincian yang memadai. Paragraf yang hanya terdiri atas satu atau dua kalimat,
jelas tidak memadai dalam hal isi. Paling tidak kalimat utama dijelaskan oleh
beberapa kalimat penjelas.
2.3 PENGEMBANGAN DAN PENATAAN IDE DALAM PARAGRAF
3.1 Teknik
Pengembangan Paragraf
Pengembangan paragraf
merupakan cara menyajikan topik bahasan paragraf dalam bentuk kalimat topik dan
kalimat-kalimat penjelas.
Pengembangan Paragraf
yang Memiliki Kalimat Topik
Pengembangan paragraf
yang memiliki kalimat topik ini berarti berbicara tentang pengembangan paragraf
eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Teknik penguraian gagasan
Digunakan jika topik
bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa definisi konsep,
penjelasan ide, pikiran, pendapat.
Teknik
perbandingan/pertentangan
Digunakan jika topik
bahasan paragraf dalam kalimat topik itu adalah berupa perbandingan/pertentangan
dua hal.
Teknik pemberian
contoh
Digunakan jika topik
bahasan paragraf dalam kalimat topik itu
dirasakan akan lebih jelas dengan cara mengemukakan contohnya. Lazim digunakan
untuk mengkonkretkan suatu topik bahasan(paragraf).
Teknik pemberian argumentasi
Digunakan jika topik
bahasan paragraf dalam kalimat itu berupa pendapat, gagasan, atau keyakinan
yang memerlukan alasan agar diterima orang lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar